Konsistensi Imam Besar Menimbulkan Kontroversi dan Emosi

Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab

Opini - Konsistensi Imam Besar Menimbulkan Kontroversi Akibat Emosi, Tidak Singkron Dan Arogan!

Bukan karena saya memandang Agama atau bercerita tentang perbedaan, sebut saja SARA. Tapi video ini membuat saya berkipir, apakah seorang Habib, yang dianggap sangat mengerti agama, seharusnya menunjukkan sikap seorang yang benar-benar seorang imam atau tokoh agama yang seharusnya menjadi teladan, serta panutan buat orang lain (minimal buat para pengikutnya).

Tapi video berikut ini benar-benar membuat saya harus berpikir seribu kali untuk mengatakan bahwa orang atau tokoh agama dalam video ini merupakan seorang pemuka agama yang patut ditiru, apalagi menjadi teladan bagi umat beragama lainnya.

Simak beberapa video Habib yang mengaku bernama Rizieq Shihab ini, atau untuk video lainnya dapat dicari melalui pencarian Google, Facebook, dan Youtube.

Upload by: Florensius Kokan

1. Sifat Arogan
Selama berporses selalu bersifat arogan, mengumpulkan massa di jalanan, dan seringkali bersifat onar. Apakah tidak ada lagi cara lain yang lebih elegan, apalagi untuk seorang tokoh agama yang seharusnya memiliki akal budi yang lebih baik daripada orang biasa-biasa saja seperti lainnya yang selalu harus mengumandangkan takbir dengan nada dan hati yang emosi?

2. Berkata Kasar
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, sifat arogan yang dilakukan beliau dan seringkali berifat onar, jua teriak-teriak yang disertai dengan ancaman adalah perbuatan yang tidak terpuji. Apalagi untuk dijadikan contoh sebagai umat muslim, atau umat beragama lainnya.

3. Lengserkan Ahok
Katanya: “Kita nurunin Ahok bukan karena dia Cina!! Bukan karena dia kafir! Tapi karena Ahok korupsi!”. padahal dia sendiri yang berkata juga meminta seluruh warga beragama islam, bahwa kedepan Gubernur Jakarta harus dari kita (bukan gubernur kafir). Sebenarnya ingin menyalahkan Ahok dari segi mana ya bib? (tentang korupsi atau kafirnya Ahok).

4. Wiranto vs Wiranti
Menjatuhkan dan mencemarkan nama baik orang lain, seperti nama Wiranto, minta ganti nama menjadi Wiranti. Ini jelas sangat tidak bermartabat untuk seorang tokoh agama, karena jelas bahwa Jendral tersebut jelas berkelamin laki-laki, tapi menyamaratakan seperti seorang perempuan. Apakah tidak tau atau pura-pura tidak tau bahwa Manusia ciptaan-Nya itu sungguh mulia dihadapan-Nya?

Atau tidak usah berbicara Tuhan, kita bicara sesama manusia saja. Apakah Habib ini tidak tau atau memang tidak pernah mendengarkan LGBT atau sama sekali tidak pernah menolak keberadaan LGBT (laki-laki yang berdandan perempuan atau perempuan yang menjadi laki-laki).

5. Ahok: Kristen dan Cina
Menyebutkan Wiranto seorang “penjilat pantat cina”.
Pertama harus dibahas dulu atau kita samakan persepsi, apakah seorang terpandang, bahkan seorang tokoh agama pantas untuk mengatakan penjilat pantat? Di luar dari benar tidaknya kejadian itu, tapi menurut saya orang biasa dan awam banget tentang kepantasan/kelayakan seorang tokoh berbicara dihadapan publik, sebaiknya tidak berkata demikian. Bahkan sampai membawa persoalan SARA.

Kedua, sebenarnya Ahok itu salahnya apa? Korupsi, Kafir/nonmuslim/beragama Kristen, atau karena dia terlahir dari keturuan dan sebagai orang Cina?

Upload by: Kimiko Rupert

6. Pantatsila, Pancagila atau Pancasila?
Sesuai rekaman video di atas, dulu Habib pernah menghina pancasila, tapi sekarang mengakui bahwa negara Indonesia berdasarkan Pancasila. Diluar dari kebenaran, Habib Rizieq Shihab soal tentang benar-salahnya Pancasila atau Piagam Jakarta (valid atau fitnah), tapi kenapa berubah dan mengapa saat ini dengan lantangnya berkata bahwa negara Indonesia berlandaskan Pancasila? (tidak sinkron dan tidak konsisten).

7. Islam dan/atau Arab
Menurut saya, apa yang dilakukan Habib Rizieq Sihab ini, merugikan Islam, karena islam yang saya ketahui tidak seperti itu. Selain itu juga merugikan Arab, karena selalu memakai pakaian Arab.

Mudah-mudahan pendapat saya ini salah, juga pembaca tidak terbawa emosi saat membaca tulisan ini. Dan ada yang bersedia membenarkan atau memberitahukan apa dan bagaimana seharusnya tulisan ini saya tuliskan supaya baik dibaca.

Dengan sadar dan saya mengetahui sendiri bahwa tulisan saya ini akan memunculkan penafsiran jamak/propaganda, karena saya merupakan salah seorang yang dikatakan mereka kafir itu. Tapi sebagai murid Yesus saya yakin dan percaya bahwa mereka yang bukan bagian dari saya, jika dengan pemikiran positif dan suasana hati yang baik maka akan dapat membaca dan menafsirkan dengan baik pula.

Jadi, selain pikiran juga gunakanlah hati untuk menilai sesuatu, terlebih jika akan melakukan sesuatu.


(Jh Situmorang)

Tags :

JHS

LAW FIRM

JH SITUMORANG & PARTNERS

Advokat yang terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), memiliki pengalaman bidang hukum. Sebelumnya pernah bergabung dengan beberapa Firma Hukum lainnya di Jakarta, Yogyakara, Bandung, dan Bali, juga pernah bergabung dengan kantor hukum di Medan.

  • JH. SITUMORANG, SH. C.NS
  • Lawyer
  • Sumatera Utara - Indonesia
  • jh@situmorang.or.id
  • +62 81 297 366 877

Post a Comment